Dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan lapangan, YWBH melakukan komunikasi dua arah dengan masyarakat di desa-desa yang menjadi prioritas dampingan YWBH dan Anak-anak sebagai Pelaku penerus masa depan lingkungan. Komunikasi dua arah ini sangat penting, karena Penduduk desa-desa biasanya memberikan informasi terkait tentang berbagai permasalahan dan kebutuhan mereka sehingga YWBH dapat memberikan bantuan yang tepat sasaran. Sejauh ini, permasalahan yang ditemui oleh YWBH adalah permasalahan yang berhubungan dengan kemiskinan, kesehatan, dan lingkungan hidup.
Program pendidikan kesehatan dan lingkungan di YWBH terbagi dua, yaitu program penyuluhan konservasi dan YWBH Perpustakaan Desa. Program penyuluhan konservasi biasanya dilangsungkan di balai desa dilakukan dengan kerjasama YWBH dengan pemerintah desa setempat, dilaksanakan dengan satu unit item kegiatan dilanjutkan dengan secara rutin pada saat-saat pendampingan oleh pendamping lapangan YWBH.
Program lain yang ada di dalam penyuluhan kesehatan dan lingkungan adalah YWBH Perpustakaan Desa. Program ini diharapkan dapat menumbuhkan minat baca bagi anak-anak dan orang dewasa, Program Pendidikan Lingkungan adalah kegiatan ekstrakurikuler yang mengajarkan tentang pendidikan kesehatan dan lingkungan bagi anak-anak umur 4 hingga 13 tahun. Awalnya anak-anak yang dipilih adalah anak-anak yang tinggal di daerah Sungai Lalan kabupaten Musi Banyuasin, daerah lokasi-lokasi yang terdapat sekolah dasar (SD). Pendidikan Lingkungan kemudian berkembang dan menjangkau sekolah-sekolah dasar yang terletak di sekitar Taman Nasional Sembilang (TNS) – Sumatera Selatan.
Kegiatan-kegiatan Pendidikan Lingkungan meliputi pengajaran tentang hutan hujan tropis, agroekosistem, pemisahan sampah, menanam (penanaman), makanan sehat, mencuci tangan, menyikat gigi, mendaurulang kertas, serta ancaman-ancaman terhadap lingkungan. Kegiatan yang sipatnya ektrakulikuler ini, anak-anak diajak melakukan field trip ke berbagai wilayah di TNS. Setelah itu, anak-anak yang terbaik dari tiap sekolah diajak untuk mengunjungi Taman Nasional Sembilang (TNS).
PLH merupakan upaya mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran mayarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Pendidikan lingkungan hidup mempelajari permasalahan lingkungan khususnya masalah dan pengelolaan pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi.
Perubahan lingkungan semakin cepat terjadi, berbagai bencana datang silih berganti, sungguh merupakan fenomena yang menyentak pemikiran kita. Beberapa musibah bencana disebabkan oleh penurunan kualitas lingkungan, menjadikan kita berpikir kebelakang dan menghubungkan kejadian tersebut dengan proses pendidikan yang diterapkan. Musibah hutan gundul yang menyebabkan erosi dan longsor mengakibatkan banyak korban dikarenakan longsoran menimpa kawasan permukiman padat, permasalahan polusi udara di kota besar dikarenakan banyaknya penggunaan kendaraan bermotor, sikap penduduk yang masih membuang sampah sembarangan, dan masih banyak penyimpangan perilaku yang dapat menurunkan kualitas lingkungan.
Permasalahan diatas membuat kita berpikir apakah kepedulian masyarakat akan lingkungan sedang mengalami krisis, apakah selama ini pendidikan yang mengupayakan peningkatan kepedulian masyakat masih kurang atau kurang optimum. Hal tersebut yang menyebabkan kita harus berpikir bagaimana upaya-upaya yang perlu di tempuh agar masyarakat dapat meningkat kepeduliaannya terhadap lingkungan.
Aspek penting yang diterapkan dalam pembelajaran PLH adalah kognitif dan afektif. Aspek kognitif meliputi proses pemahanan, dan menjaga keseimbangan aspek-aspek yang lain. Materi PLH harus diberikan sebagai materi yang harus diketahui dan dipahami oleh mahasiswa, selanjutnya dikembangkan sendiri oleh mahasiswa. Aspek afektif yang dapat diterapkan dalam PLH meliputi tingkah laku, nilai dan komitmen yang diperlukan untuk membangun masyarakat yang berkelanjutan (sustainable). Dalam PLH perlu diberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk membangun ketrampilan yang dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.
Pemberian informasi yang benar kepada masyarakat merupakan hal penting karena informasi merupakan petunjuk bagaimana seseorang dapat bertindak. Yayasan Wahana Bumi Hijau (YWBH) merupakan sebuah organisasi non pemerintah yang bergerak dibidang pemberdayaan masyarakat dan lingkungan hidup, merasakan bahwa transfer informasi kepada masyarakat sangatlah penting. Hal ini penting dalam membentuk pola fikir masyarakat yang mencintai lingkungan dengan sebenarnya.
SASARAN
Pendidikan Lingkungan Hidup dan Konservasi serta Habitatnya ini difokuskan untuk kalangan para pelajar mulai dari tingkat sekolah dasar sampai menengah keatas. Dengan pelaksanaan program pendidikan lingkungan hidup ini diharapkan mampu menarik minat anak-anak dan remaja serta sekolah untuk lebih mengenal lebih dekat lagi dan meningkatkan mutu kesadaran (awareness) tentang konservasi lingkungan hidup dan habitat didalamnya.
TUJUAN
Tujuan dari program pendidikan lingkungan hidup ini adalah:
- Penyadaran dan pemahaman tentang arti penting pelestarian hutan
- Menambah Pengetahuan tentang nilai-nilai lingkungan yang dapat ditanamankan kepada masyarakat.
- Menambah pengetahuan mengenai konsep-konsep pelestarian hutan dan tekhniknya dalam mengimplikasikannya dimasyarakat.
- Perubahan pola fikir tentang pentingnya pelestarian hutan dan dapat ditularkan kepada masyarakat sekitar.
OUTPUT
Output yang diharapkan dari program ini adalah:
- Tersebarnya informasi tentang hutan Indonesia yang dilindungi.
- Meningkatnya kepekaan dan sifat kritis masyarakat terhadap lingkungan.
- Penambahan pengetahuan tentang pelestarian hutan.
- Adanya aksi nyata dari masyarakat terhadap usaha-usaha pelestarian hutan dan habitatnya.
- Mengasah kemampuan bersosialisasi dan bekerjasama dalam team peserta didik.