Budi Daya Kedelai Di Lahan Kering

Menanggapi kenaikan harga pangan dunia, kita tidak perlu panik dan pesimis apalagi sampai kolaps, semestinya hal itu menjadikan kita lebih tertantang dan tambah berfikir menghadapinya. Sumberdaya alam kita masih ada yang dapat digunakan tanpa harus memaksakan dengan cara alih fungsi lahan atau hutan lindung menjadi lahan produksi pangan.

Misalnya: Lahan kering di Indonesia, terutama di luar jawa bahkan di jawa pun sekian juta hektar masih sebagai lahan tidur belum dimanfaatkan padahal potensinya dapat ditanami palawija bahkan padi gogo yang toleran kekeringanpun sudah tersedia benihnya.

Kedelai termasuk yang kena dampak kenaikan harga dunia dan sangat mempengaruhi produktivitas pengusaha tahu/tempe dan industri lainnya di dalam negeri. Oleh karena itu perlu segera menanggulanginya dengan cara antara lain dengan memperluas sentra produksi kedelai di lahan kering.

Kedelai masih toleran ditanam pada lahan kering, mampu menghasikan 1,5-2 ton/ha.( Prov. Lampung 2006).

Agroekologi lahan kering dipilah menjadi dua kelompok besar yaitu:

  • Lahan kering tidak masam

  • Lahan kering masam

Pola tanam tanam lahan kering umumnya:

Pada pertanaman dimusim hujan (Oktober-Januari) dianjurkan menggunakan varietas berumur sedang dan pada pertanaman di musim marengan (MK 1) Februari-Mei dapat dipilih umur sedang dan genjah.

Paket teknologi budidaya kedelai dilahan kering terdiri atas komponen sebagai berikut:

  1. Penyiapan lahan, pengolahan tanah sampai gembur, menjelang musim hujan, dibajak 1-2 kali kemudian digaru satu kali dan diratakan.

  2. Pembuatan saluran drainase dengan jarak antar saluran 3-5 m. Interval antar saluran drainase dapat dirapatkan atau dijarangkan sesuai dengan jenis tanah dan kemiringan lahan.

  3. Penggunaan varietas unggul tipe biji besar atau sedang, bernas, berdaya tumbuh > 85%, murni, sehat dan bersih. Dengan total kebutuhan benih antara 40-60 kg/ha, tergantung pada ukuran biji makin besar ukuran biji makin banyak benih yang diperlukan.

  4. Perlakuan benih dengan Carbosulfan (10 g Marshal 2587/kg benih) atau Fipronil (10 ml Regent/1 kg benih) untuk mengendalikan lalat bibit dan hama lain.

  5. Populasi tanaman 250.000 – 500.000 per hektar, pengaturan jarak tanam, lubang tempat benih ditutup dengan tanah (abu dan pupuk kandang) bila tersedia dapat digunakan.

  6. Pada lahan kering masam perlu digunakan amelioran, penggunaannya secara teknis ditentukan berdasarkan tingkat kejenuhan alumunium (Al) hal ini memiliki hubungan erat dengan tingkat keasaman tanah(pH tanah) disarankan pemberian kapur dolomit yang halus agar cepat larut dalam tanah. Sedangkan jumlah dolomit yang digunakan 1,5 ton/ha atau tergantung tingkat keasaman tanahnya.

  7. Jenis dan takaran pupuk dapat berbeda disesuaikan pada kondisi atau tingkat kesuburan tanah berdasar analisis tanah, jika tersedia pupuk organik atau pupuk kandang, dianjurkan sekitar 2 ton/ha. Pupuk kandang diberikan pada saat tanam untuk menutup benih 4-5 gram /lubang tanam, Mulsa jerami dapat memasok hara dan lebih ditujukan untuk mengendalikan gulma. Pemberian NPK lazimnya sebagai pupuk dasar sudah diketahui oleh para petani. Perlu diperhatikan secara ekonomi efisiensi dan efektivitas pemberian pupuk untuk menekan biaya produksi.

  8. Pemberian air jika kelembaban tanah tidak mencukupi terutama pada stadium awal pertumbuhan, saat berbunga, dan saat pengisian polong dengan menggunakan sumur, pompa air atau dari sungai bila mungkin.

  9. Gulma dikendalikan berdasarkan pemantauan secara manual (penyiangan dengan cangkul atau sistem cabut) maupun secara kimia menggunakan herbisida pra maupun pasca tumbuh. Dilakukan seminggu sebelum tanam sedangkan penyemprotan herbisida pacsa tumbuh perlu hati-hati dengan menggunakan tudung nozzle agar tidak membakar daun kedelai.

  10. Pengendalian HAMA DAN PENYAKIT berdasarkan pengendalian hama terpadu (PHT)

  11. Tanaman siap dipanen apabila daun sudah luruh dan 95% polong berwarna kuning coklat, dilakukan secara manual (disabit atau dicabut) maupun menggunakan mesin perontok.
  12. Pengupasan biji dari polong dapat dilakukan sisitem geblok dengan pemukul kayu maupun dengan mesin pemecah polong

Newer news items:

Older news items:


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*