Hutan Desa Muara Merang merupakan salah satu langkah sukses dalam menemukan praktek terbaik pengelolaan hutan dan kawasan hutan untuk masyarakat lokal. Wahana Bumi Hijau (WBH) selain bekerja di bidang pemberdayaan masyarakat dan penguatan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD), juga meningkatkan nilai konservasi keanekaragaman hayati di HD Muara Merang.
Terkait dengan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) dan korelasnya dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, WHB megadakan Studi Banding pengembangan potensi non kayu untuk mengembangkan konsep pengelolaan hutan yang dapat melestarikan hutan rawa gambut dan mengembagkan mata pencaharian yang berkelanjutan untuk masyarakat Pancoran, Desa Muara Merang dan Desa Kepayang.
Beradasarkan Studi Keuntungan Potensi Kayu dan Non-Kayu di Areal Kerja Hutan Desa bagi Masyarakat Lokal yang telah dilakukan sebelumnya, menunjukkan potensi hasil non kayu di HD Muara Merang diantaranya getah karet, getah jelutung, jernang, rotan, madu, jamur, sawit, arang kayu, ikan, umbi-umbian, buah-buahan dan potensi jasa lingkungan (air, karbon dll).
Untuk itu dalam studi banding yang akan difokuskan pada pembibitan dan budidaya tanaman Jelutung (untuk pengembangan di zona lindung) dan Jernang (pengembangan di zona budidaya). Selain keberadaan Jelutung dan Jernang yang terancam punah di HD Muara Merang, kedua tanaman ini pun menghasilkan getah yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Terlebih, tidak sedikit masyarakat local HD Muara Merang yang dahulunya merupakan penyadap getah jelutung, hingga tanaman Jelutung susah ditemukan. Demikian halnya tanaman konservasi Jernang (Daemonorops Sp) semakin jarang ditemukan akibat pembukaan liar hutan. Sedangkan, harga dan kebutuhan pasar akan getah jelutung dan jernang ini masih menjanjikan.
Pelaksanaan Studi Banding
Pelaksanaan Studi Banding yang diikuti oleh perwakilan masyarakat HD Muara Merang dan Kepayang pada awalnya dilakukan dengan mengunjungi kantor Gita Buana di Kota Jambi. Peserta studi banding melakukan dialog dengan pengurus Gita Buana yang mendampingi budidaya Rotan Jernang di Desa Pauh, Sarolangun, Jambi.
Masarakat Desa Kepayang dan Desa Muara Merang, khususnya masyarkat HD Muara Merang, belum mengetahui spesifik tanaman rotan jernang yang memiliki nilai ekonomis tersebut. Walaupun tanaman rotan Jernang sering ditemui masyarakat di kawasan hutan HD.
Dalam kunjungan di Lamban Sigatal Kabupaten Sarolangun, Propinsi Jambi, peserta berkesempatan meninjau langsung pembibitan Rotan Jernang dan berdialog dengan masyarakat setempat yang telah memanfaatkan Rotan Jernang sebagai salah satu mata pencarian. Dalam dialog dengan masyarakat lokal informasi penting tentang pembibitan, budidaya rotan jernang dan pemanenan.
Setelah selesai mengunjungi pembudidayaan Rotan Jernang, peserta studi banding langsung menuju Kota Palembang untuk berdiskusi di kantor Wahana Bumi Hijau (WBH). Diskusi di kantor WBH didahului dengan berbagi pengalaman pada saat studi banding Rotan Jernang. Dilanjutkan dengan pemutaran film Hutan Desa Muara Merang dan film lainnya terkait dengan PHBM.
Pada kesmpatan selankutnya, studi banding Jelutung dan Ramin dilakukan di Jalan Raya Kayu Agung, Sepucuk, Km 10, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Di lokasi dengan lahan 20 hektar tersebut, yang merupakan Demplot Rehabilitasi dan Restorasi Lahan Gambut sangat Dalam (>6m) bekas kebakaran, dan Kebun Genetik (Genepool) dan Percobaan Penanaman Ramin (Gonystylus Bancanus).
Setelah mengunjungi demplot kebun Jernang dan Ramin, peserta seminar mengunjungi kebun kelompok tani yang menanam sawit yang ditumpang sari dengan Jelutung. Pada saat kunjungan tersebut, peserta dapat melihat Sawit dan Jalutung yang tumbuh baik. Dan pengembangan Jelutung sebagai tanaman sela dari sawit merupakan perencanaan pengelolaan Hutan Desa Muara Merang yang didalamnya terdapat kebun sawit masyarakat yang sudah ada sebelum keluarnya SK pengelolaan Hutan Desa Muara Merang.
Pembibitan Jelutung dan tanaman hutan lainya yang dikunjungi peserta dalam studi banding adalah Demplot Agrosilvofishery (Wana-Mina-Tani) di Jalan Tanjung Api-Api Palembang, yang dikelola oleh Balai Pembenihan Tanaman Hutan (BPTH) Palembang.
Dari studi banding yang dilakukan, peserta dapat berabgi pengalaman dengan masyarakat lainnya di HD Muara Merang dan Kepayang. Tentunya hal tersebut akan menambah wawasan masyarakat tentang penigkatan nilai konservasi hutan tanpa mengesampingkan upaya peningkatan kesejehteraaan masyarakat.
< Prev | Next > |
---|